Anak adalah fajar kehidupan

Hatinya memantulkan kejernihan harapan

Pikirannya melukiskan ketajaman gagasan

Ditangannya, dunia mempercayakan masa depan.


Tugas kita…

Membekali mereka dengan cinta, cita dan citra.

Hingga mereka tumbuh mandiri dan percaya diri

Dalam menjalani tugas penghambaan kepada illahi Rabbi. (Ubes Nur Islam)

04/06/10

SUNTIK LEBAH

PERNAHKAH anda disengat lebah? Jika pernah, itu merupakan salah satu bentuk dasar terapi lebah atau yang lebih dikenal dengan apitherapy. Bedanya, terapi yang Anda lakukan bersifat tidak disengaja. Tetapi, mereka yang menggunakan terapi lebah untuk pengobatan tidak menunggu lebah datang sendiri tetapi mengambil dan mendekatkan lebah langsung ke kulit mereka.

Mungkin Anda berpikir kalau disengat lebah sekali saja sudah lebih dari cukup. Tetapi, mereka yang melakukan terapi ini membiarkan diri mereka disengat sampai 80 kali dalam sehari.

Anda mungkin heran, mengapa orang rela membiarkan diri mereka kesakitan? Tahukah Anda, sengatan lebah dipercaya bisa meredakan gejala berbagai penyakit, seperti arthritis, multiple sclerosis, tendonitis, dan fibromyalgia. Pernyataan ini tidak berasal dari pengusaha lebah tetapi oleh pasien yang telah mencoba dan merasakan manfaatnya. Beberapa dokter, khususnya di Eropa, melaporkan bahwa mereka mengunakan suntik racun lebah untuk menyembuhkan rematik arthritis.

Apakah terapi racun lebah (bee-venom therapy) bermanfaat?

Setiap orang bisa memberi pernyataan, tetapi studi ilmiah tetaplah pembuktian yang paling tepat. Sejauh ini, studi yang dilakukan pada hewan menunjukkan, racun lebah bisa mengurangi rasa sakit peradangan akibat arthritis. Tahun 1988, para peneliti dari Aristotelian University of Thessaloniki di Yunani menunjukkan bahwa sengatan lebah secara efektif menyembuhkan penyakit sejenis arthritis pada tikus.

Para peneliti dari Yunani ini beserta para peneliti dari Montreal General Hospital, seperti dikutip oleh ahealthyme.com, melaporkan bahwa racun lebah memperlambat produksi interleukin-1, komponen yang memacu rasa sakit akibat arthritis dan peradangan. Beberapa studi yang telah dilakukan baru-baru ini di Korea juga menunjukkan, racun lebah mencegah peradangan. Studi mereka menunjukkan dampak anti-arthritis yang signifikan pada tikus.

Tetapi, walaupun beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat injeksi racun lebah. Tetapi hasil ini belum terlalu diyakini karena jumlah penelitian yang dilakukan pada manusia masih terbatas. Sebuah studi di tahun 1941 yang dipublikasikan di the American Journal of Medical Sciences misalnya, menunjukkan kalau terapi injeksi racun lebah yang dilakukan terhadap pasien arthritis tidak mempercepat proses penyembuhan.

Hal yang sama juga ditemukan terhadap pengobatan multiple sclerosis. Dalam studi tahun 2005 yang dipublikasikan di journal Neurology menunjukkan, terapi sengatan tidak mengurangi aktivitas penyakit. Par peneliti dari M.C.P. Hahnemann University di Philadelphia juga telah melakukan percobaan pada tikus. Mereka tidak menemukan manfaat positif dari terapi injeksi racun lebah.

Apakah terapi racun lebah berbahaya?

Menurut para peneliti, keuntungan terapi ini masih belum pasti tetapi bahayanya sudah jelas. Hampir 2% orang mengalami reaksi alergi terhadap senangatan lebah. Reaksi yang parah setelah menerima 3-4 gigitan memang jarang. Tetapi, seseorang yang mengalami reaksi parah terhadap sengatan lebah bisa mengalami pembengkakan di kulit dan peradangan di sekitar mata, bibir, tenggorokan dan lidah.

Jika Anda hendak melakukan terapi racun lebah, ada baiknya selalu membawa peralatan seperti semprotan dan epinephrine (yang dikenal juga dengan adrenalin), obat yang bisa membantu jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah. Ada baiknya juga melakukan tes satu sengatan di lutut atau lengan bawah sebelum melakukan terapi sepenuhnya. Tetapi ingatlah, walaupun tubuh bisa menoleransi 49 sengatan, belum berarti tubuh bisa menahan sengatan yang ke-50.